BAGI yang sering melintas di kawasan Stasiun Kereta Api Tebet, Jakarta Selatan, pasti tidak heran melihat kemacetan di situ. Penyebabnya bukan cuma karena padatnya volume kendaraan, melainkan juga lebih didominasi perilaku sopir Mikrolet M-44 yang seenaknya ngetem.
Bayangkan saja lajur jalan yang seharusnya bisa dilintasi tiga kendaraan, kini cuma menyisakan satu kendaraan karena bertumpuknya mereka memarkir tunggangan nya. Mereka begitu tenang, santai, dan tanpa rasa bersalah sedikit pun melihat kondisi itu.
Yang membuat ngeri ialah kadang mereka berhenti di atas rel kereta api. Bisa dibayangkan ka lau kendaraan mereka tiba-tiba mogok dan kereta bakal melintas.
Kalau cuma aparat polantas yang melakukan penertiban, rasanya enggak bakal mem pan. Mereka menganggap petu gas kepolisian cuma angin lalu. Entah kenapa? Pada perte ngahan April 2015, pernah dilakukan penertiban oleh anggota TNI yang bertindak tegas, cukup memberi kejutan. Penertiban itu dilakukan karena sikap pengemudi yang membuat palang pintu rel kereta tak bisa ditutup karena terganjal mikrolet mereka.
Bukan cuma mikrolet yang seenaknya saja ngetem, melainkan juga perilaku pengendara sepeda motor yang melawan arus. Dampaknya sudah jelas, kemacetan yang tak mudah diurai. Kalau saja aparat bersikap tegas dan tak mudah tergoda oleh tawaran fulus, rasanya para pengemudi bandel seperti itu bisa ditertibkan. Semoga saja hal ini menjadi perhatian serius aparat berwenang, demi kenyamanan dan keamanan bersama.
Hermansyah Pondok Kopi, Jakarta Timur . Media Indonesia, 3 Februari 2016, Halaman 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar